Minggu, 18 Januari 2009

instruksi kerja raft foundation

1.0 REFERENSI
4.1. Gambar kerja struktur
4.2. SK-SNI-1991
4.3. Rencana Mutu Proyek

2.0 ALAT

2.1 Concrete pump
2.2 Selang Tremi
2.3 Vibrator
2.4 Pompa Dewatering
2.5 Jidar Almunium
2.6 Thermo Coupler
2.7 Auto Level / Waterpass
2.8 Theodolite
2.9 Bak Ukur
2.10 Lampu Penerangan
2.11 Tenda

3.0 LANGKAH KERJA

3.1. Perencanaan
a. Pengecoran raft foundation dilakukan dalam satu kali pengecoran, kecuali bila ada hal-hal yang membuat pengecoran tidak dapat dilakukan dalam satu kali, maka perlu dilakukan pembagian area pengecoran yang harus mendapat persetujuan dari Konsultan.
b. Karena volume beton yang dibutuhkan dalam satu pengecoran besar, maka hal tersebut menjadi pertimbangan dalam penentuan supplier beton (kapasitas batching plant dan kontinuitas pengiriman beton).
c. Beton harus disupply oleh satu supplier, dapat dengan beberapa batching plant, untuk menjamin mutu dan keseragaman beton.
d. Karena area pengecoran raft foundation luas dan memerlukan volume beton yang besar maka harus direncanakan jumlah concrete pump yang dibutuhkan, dengan memperhatikan setting time beton untuk menghindari cold joint, penempatan concrete pump, penempatan dan perpindahan pipa concrete, juga sirkulasi mobil mixer beton.
e. Tenaga kerja pengecoran harus direncanakan jumlah dan pembagian shiftnya sesuai jumlah concete pump dan waktu pengecoran yang panjang (12-15 orang untuk 1 concrete pump dengan pembagian shift kerja setiap 10 jam).

3.2. Persiapan
a. Membuat Sump pit ( 60 x 60 x 60 cm) disudut galian raft foundation (min 2 bh) untuk dewatering dan pembuangan kotoran.
b. Buat lubang dibeberapa tempat (minimum 4 lokasi) pada pembesian atas raft foundation untuk jalan masuk pekerja storing cor, jika diperlukan dibuat juga tangga pekerja.
c. Lokasi pengecoran dibersihkan dengan alat :
- Compresor untuk kotoran
- Magnet baja untuk sisa – sisa kawat besi
d. Memasang kabel thermocoupler di bagian atas, tengah dan bawah pada beberapa titik di dalam area pengecoran.
e. Pemeriksaan akhir pemasangan besi sesuai bending schedule.
f. Pemasangan water stop:
d.1. Untuk yang berhubungan dengan dinding biasanya menggunakan jenis PVC
d.2. Untuk yang berhubungan dengan pemberhentian cor antar daerah menggunakan type bentonite (seperti dodol), ini sebagai contruction joint. Sistem pemasangan terlampir.
g. Memeriksa kesiapan alat-alat, yaitu
- Concrete pump
- Vibrator
- Tenda
- Lampu penerangan
h. Pemasangan relat.

3.3. Pelaksanaan pengecoran
a. Luas dan volume beton harus dihitung terlebih dahulu untuk mengontrol pemesanan dan pengiriman beton.
b. Beton yang datang diperiksa slumpnya, yang harus sesuai dengan spesifikasi, dan kemudian dilakukan pencatatan.
c. Untuk memeriksa mutu beton, diambil sampel beton sesuai spesifikasi.
d. Penuangan beton dengan tinggi jatuh beton lebih dari 1 meter, dibantu dengan menambah selang fleksibel pada ujung pipa concrete.
e. Pengukuran suhu beton dengan thermocoupler juga dilaksanakan di dekat posisi penuangan beton, untuk mengetahui suhu beton pada saat itu. Bila suhu beton di area tersebut sudah mencapai suhu maksimum yang disyaratkan, maka penuangan beton dipindahkan, dan dilakukan lagi pengukuran suhu pada posisi penuangan beton yang baru. Demikian seterusnya dilakukan hal yang sama pada pengecoran di setiap posisi pengecoran.
f. Kontinuitas pengecoran harus dijaga untuk menghindari cold joint.
g. Perataan permukaan beton dilakukan seperti pelaksanaan pengecoran pelat lantai biasa, baik dengan atau tanpa floor hardener.


h. Setelah pengecoran selesai, dilakukan curing dengan cara :
- bila permukaan lantai memakai floor hardener maka pertama-tama curing dilakukan dengan curing compound, kemudian diikuti langkah di bawah ini
- bila tidak memakai floor hardener maka curing langsung dilakukan dengan menutup seluruh permukaan beton terlebih dahulu dengan plastik, kemudian ditutup dengan styrofoam setebal minimum 2 cm sebanyak 2 lapis dengan arah yang berbeda antara lapisan, dan kemudian disiram dengan air sampai air tergenang (water ponding)
i. Penutupan dengan plastik dan styrofoam tersebut dilakukan serapat mungkin, juga perlu adanya atap tenda untuk menutupi permukaan, menjaga agar seminimal mungkin uap air yang hilang akibat panas hidrasi beton.
j. Melakukan pemeriksaan temperatur dengan thermocoupler dari kabel yang sudah terpasang untuk mengetahui temperatur beton agar tidak melebihi temperatur yang disyaratkan dan untuk menjaga agar perbedaan temperatur pada titik yang berlainan  4 – 6  C, dengan melakukan penyiraman air yang terus menerus.
k. Setelah curing selesai dilakukan, lapisan styrofoam dapat dibuka dan pekerjaan struktur selanjutnya boleh dilakukan.
l. Bila raft foundation berhubungan dengan pelat lantai maka pada area pertemuan tersebut ada pelat lantai yg ikut dicor bersama dengan raft foundation,  2 meter dari sisi luar raft foundation dan dibuat construction joint untuk pemuaian (terlampir)
m. Bila pengecoran tidak dilakukan satu kali sehingga ada pertemuan (construction joint) antara beton yang lama dan yang baru, maka pada pertemuan beton tersebut dipasang water stop (terlampir).

4.0 PEMERIKSAAN / PENGETESAN
4.1 Persiapan
4.2 Pemeriksaan sebelum dan setelah pengecoran

5.0 REKAMAN

5.1 Pemeriksaan Pekerjaan Raft Foundation.
5.2 Pemeriksaan Pekerjaan Sebelum Pengecoran (Lihat lamp. 6.1 dari IK/ODR/ST-12/R1 hal 1)
5.3 Pemeriksaan Pekerjaan Setelah Pengecoran (Lihat lampiran 6.2 dari IK/ODR/ST-12/R1)

6.0 LAMPIRAN

6.1 Gambar Construction Joint
6.2 Form Pemeriksaan Pekerjaan Raft Foundation.








(Nama Proyek)
PEMERIKSAAN PEKERJAAN RAFT FOUNDATION
Form No. : (No. form)/(Nama Proyek)/PPRF/(Bulan)/(Tahun)
Tanggal : Halaman No. :
Lokasi : Jumlah Halaman :
Kuantitas :
No. Item pemeriksaan Kriteria penerimaan Hasil pemeriksaan *) Keterangan / Catatan
Sesuai Tidak sesuai Tidak perlu
1 Persiapan
- Sump pit Min. 2 bh
- Lubang inspeksi Min. 4 lokasi
- Kondisi lokasi pengecoran Bersih
- Thermo coupler Tersedia
- Waterstop Sesuai gambar kerja
- Kesiapan alat
o Concrete pump Min. ….. unit
o Vibrator Min. ….. unit
o Tenda Tersedia
o Lampu penerangan Cukup, ….. mata lampu
2 Pemeriksaan sebelum dan setelah pengecoran Sesuai checklist pemeriksaan sebelum dan setelah pengecoran Digunakan form:
- Form Pemeriksaan Sebelum Pengecoran
- Form Pemeriksaan Setelah Pengecoran














Kesimpulan *) :  Diterima
 Ditolak
 Diterima dengan cacatan:


Diperiksa oleh,
(Owner / MK)



(Nama)
(Jabatan) Diajukan oleh,
PT TATAMULIA NUSANTARA INDAH



(Nama)
Pelaksana
Disetujui oleh,
(Owner / MK)



(Nama)
(Jabatan) Mengetahui,
PT TATAMULIA NUSANTARA INDAH



(Nama)
Site Manager
Keterangan : *) Isi tanda pada kolom /  yang sesuai

Tidak ada komentar: