Jumat, 13 Februari 2009

gold

Gold is a chemical element with the symbol Au (from its Latin name aurum) and atomic number 79. It is a highly sought-after precious metal which, for many centuries, has been used as money, a store of value and in jewelry. The metal occurs as nuggets or grains in rocks, underground "veins" and in alluvial deposits. It is one of the coinage metals. Gold is dense, soft, shiny and the most malleable and ductile of the known metals. Pure gold has a bright yellow color traditionally considered attractive.

Gold formed the basis for the gold standard used before the collapse of the Bretton Woods system. The ISO currency code of gold bullion is XAU.

Modern industrial uses include dentistry and electronics, where gold has traditionally found use because of its good resistance to oxidative corrosion.

Chemically, gold is a transition metal and can form trivalent and univalent cations upon solvation. Gold does not react with most chemicals, but is attacked by chlorine, fluorine, aqua regia and cyanide. Gold dissolves in mercury, forming amalgam alloys, but does not react with it. Gold is insoluble in nitric acid, which will dissolve silver and base metals, and this is the basis of the gold refining technique known as "inquartation and parting". Nitric acid has long been used to confirm the presence of gold in items, and this is the origin of the colloquial term "acid test," referring to a gold standard test for genuine value.



________________________________________________________________________________


EMAS SEMAKIN BERKILAU

Sebuah analisis yang dirilis tahun 2003 menyebutkan, pada 10-12 tahun mendatang harga emas akan mencapai 8.000 dollar AS per troy ounce. Harga itu diperkirakan akan terjadi pada 2013-2015 sehingga bila pada 2007 seseorang menginvestasikan Rp 200 juta untuk emas, maka pada 2013-2015 kelak ia akan memiliki emas senilai Rp 2,2 miliar. Dengan kata lain ia meraup untung dari kenaikan harga yang mencapai 1.112 persen.



Jika hal itu terjadi, maka tidak ada instrumen investasi yang bisa mengalahkan keperkasaan emas, bahkan deposito, saham, maupun ORI sekalipun. Konsultan manajemen sekaligus motivator ternama, Tung Desem Waringin, sejak dulu hingga kini selalu berpendapat bahwa emas merupakan investasi teraman dan paling menguntungkan. “Sejak 2002 saya sudah bilang emas itu investasi paling menguntungkan,” katanya.

Pengusaha sukses itu bahkan “mencabut” investasinya di sektor infrastruktur untuk dialihkan ke emas. Ia bersikukuh bahwa tindakan yang dilakukannya benar meskipun banyak orang memilih sektor infrastruktur sebagai instrumen investasi utama. Hal itu karena tren emas sejak zaman dahulu hingga detik ini selalu mengalami kenaikan harga. Namun, untuk kondisi pasar saat ini, ia masih menyarankan calon investor untuk wait and see. “Saat ini pasar masih bergejolak, jadi lebih baik wait and see sebelum memutuskan untuk terjun ke emas,” katanya.

Tercatat kenaikan harga emas paling fantastis terjadi pada 2001 di mana pada saat yang sama mata uang kertas justru mengalami penurunan nilai. Proses kenaikan harga emas itu akan semakin dipercepat oleh laju inflasi dan abusing dollar AS saat ini. Itu karena emas tidak mempunyai efek inflasi atau zero inflation effect.

Memang logam mulia bernama emas sepertinya tidak akan pernah lekang dimakan zaman. Kemuliaan dan kemilaunya tetap saja memukau, termasuk bagi dunia investasi. Emas merupakan komoditas yang unik yang jumlahnya terbatas di dunia serta merupakan satu-satunya barang yang dapat ditambang di atas permukaan bumi. Emas juga merupakan alternatif uang kertas dengan daya beli yang abadi dan nilainya cenderung dipatok oleh pasar.



Kagak ada matinya


Pilihan investasi emas saat ini tetap dinilai paling menguntungkan dibandingkan opsi yang lain mengingat sifatnya yang “kebal” inflasi. “Investasi emas ibaratnya kagak ada matinya, alias selalu menguntungkan,” kata pengamat ekonomi, A Tony Prasetiantono.

Menurutnya, , berinvestasi emas sama sifatnya dengan menginvestasikan dana untuk membeli tanah dan properti di kota-kota tertentu di Indonesia, seperti Bali dan Yogyakarta, yang harganya terus-menerus naik. Emas juga sangat baik untuk diversifikasi investasi setelah memiliki investasi di saham, obligasi, reksadana, ataupun properti. Terlebih di beberapa negara penghasil emas belakangan ini mengalami penurunan produksi secara signifikan sehingga harga emas dipastikan akan selalu naik.

“Namun, investasi emas juga ada beberapa kelemahannya,” kata Tony. Menurut dia, calon investor juga harus mempertimbangkan banyak hal untuk mulai menginvestasikan dananya dalam bentuk emas karena relatif tidak praktis atau sulit disimpan, berisiko hilang, dicuri atau dirampok, dan lain-lain. Selain itu, bila penyimpanan kurang baik memungkinkan terjadinya oksidasi dan perubahan warna. Khusus emas berbentuk koin kalau terjatuh sulit untuk di-treatment ulang dan bisa mengurangi harga.

Kekurangan lain, return-nya relatif stabil dan kalah menggairahkan bila dibandingkan saham atau properti. Investasi emas juga sangat tidak disarankan untuk jangka pendek karena sifatnya sebagai pelindung nilai (hedging). “Oleh karena itu, emas biasanya menjadi salah satu pilihan portofolio yang favorable,” katanya.

Pengamat investasi, Roy Sembel, dalam salah satu tulisannya mengatakan, permintaan emas akan melonjak bila terjadi dua hal, yaitu kondisi negara tidak menentu dan terjadi inflasi. “Jika kedua hal itu terjadi, maka ketertarikan investor terhadap emas akan naik karena emas dinilai paling aman untuk investasi,” katanya.

Senada dikatakan pakar investasi Safir Senduk, yang berpendapat bahwa bila terjadi inflasi tinggi, maka harga emas akan naik lebih tinggi daripada inflasi yang terjadi. Statistik menunjukkan, bila inflasi naik 10 persen, maka harga emas akan naik 13 persen. Jika inflasi naik 20 persen, emas akan naik menjadi 30 persen. Namun, bila inflasi 100 persen, maka emas akan melonjak 200 persen. Patut dipertimbangkan pula harga emas akan cenderung konstan bila laju inflasi rendah bahkan ada kecenderungan menurun bila laju inflasi di bawah dua digit.



Diversifikasi emas


Tony Prasetiantono mengatakan, saat ini orang tidak harus menyimpan emas dalam bentuk fisik saat berinvestasi ,tetapi juga bisa menyimpannya dalam bentuk lain yang kini semakin bervariasi. Di antaranya dalam valas, saham, obligasi, dan lain-lain. “Investasi emas saat ini telah mengalami diversifikasi yang lebih luas,” katanya.

Bentuk emas paling umum adalah batangan menyerupai batu bara berkadar 95 persen atau 99 persen (24 karat). Jenis ini dinilai paling menguntungkan untuk investasi karena kapan pun dan di manapun dijual, harganya mengikuti standar internasional. Bentuk lain adalah koin yang ada baiknya saat membelinya pilih produk dari produsen ternama seperti Maples, Krands, atau Eagles.

Ada juga emas yang berbentuk perhiasan. Bentuk ini sebenarnya kurang menguntungkan untuk investasi karena investor harus menanggung harga pembuatan dan sifatnya subyektif sesuai selera. Koin emas ONH juga merupakan bentuk lain investasi emas. Hanya saja bentuk emas ini sifatnya lokal dan kurang mendapat perhatian dunia. Ada pula yang menawarkan tabungan berbentuk emas untuk keperluan investasi jangka panjang, misalnya Bank Syariah Mandiri dan HSBC Syariah.



Untuk membeli dan menjual emas bisa dilakukan di toko emas atau Perum Pegadaian. Sementara itu, untuk tren dan perkembangan harga emas dunia terkini dapat dilihat di situs Kitco, Gold Price, atau UBC Gold.
Sangat disarankan, investor membeli emas di PT Antam unit Pengelolaan dan Pemurnian Logam, Jalan Pemuda, Pulogadung, Jakarta Timur. Dan lebih disarankan lagi untuk selalu meneliti sertifikat berupa kertas kecil berhologram dan kuitansinya. Setelah itu cocokkan dengan fisik emas yang dibeli. Umumnya tercantum kode 9999 atau 24 karat, nomor seri, dan berat logam dengan cetakan tenggelam dan logo pembuatnya.

Penyimpanan emas bila jumlahnya tidak banyak cukup ditempatkan di rumah. Namun, bila jumlahnya banyak dan untuk pertimbangan keamanan, investor dapat menyewa safe deposit box yang ada di setiap bank.



Di balik kemilau investasi emas yang menggiurkan, ada sebagian yang justru berpendapat bahwa emas bukan instrumen yang tepat untuk investasi. Emas cenderung merupakan alat spekulasi karena tidak menghasilkan revenue stream. Nilai emas hanya semata-mata tergantung pada persepsi yang mudah sekali berubah. Di luar itu emas adalah logam yang nyaris tidak berfaedah secara langsung.





Berita :


Fenomena Naiknya Harga Emas

Bila kita perhatikan pergerakan harga emas, awal bulan September harga emas berkisar Rp. 243.500 kemudian terus melemah sampai tanggal 5 September 2008. Emas mulai naik tajam pada tanggal 18 September 2008, pemicunya adalah:

Naiknya harga minyak dunia, kenaikan harga minyak menyebabkan investor memilih emas sebagai alat investasinya karena memang emas merupakan alat alternatif investasi untuk melindungi nilai uang.

Penyebab yang kedua adalah menurunnya nilai Dollar Amerika terhadap mata uang EURO "Sulit untuk menjelaskan tren penguatan dolar AS karena perekonomian negeri ini tengah menuju pelemahan. Hal ini menyebabkan harga logam mulia kembali tergerus," kata Tom Hartmann, analis komoditas Altavista Worldwide Trading di Mission Viejo, California seperti dikutip Bloomberg.

Dengan melihat dua penomena diatas sebagai seorang Investor tentunya akan melihat bahwa penurunan nilai Dollar terhadap EURO merupakan penyebab naiknya harga emas, karena para Investor memilih Emas sebagai alat Lindung Nilai.( wiryo)



Kunjungi juga http://emasonline.wordpress.com



Mayoritas Pengamat Merekomendasikan Investasi Emas

JAKARTA (Bisnis.com): Sedikitnya 14 dari 22 pedagang, investor dan analis yang disurvei dari Mumbai hingga Chicago pada 18 September dan 19 September memberikan rekomendasi untuk membeli emas, yang naik 13% pada pekan lalu menjadi US$864,70 per ounce di New York.� Tujuh menyatkaan untukmenjual dan seorang berpendapat netral.

Harga emas mencatat rekor naik dua hari berturut-turut setelah Lehman Brothers Holding Inc. menyatakan diri bangkrut dan Federal Reserve mengambil alih American International Group Inc. Harga logam itu mencapai rekor di tingkat US$1.033,90 per ounce pada Maret.

Kenaikan harga emas pekan lalu sebenarnya telah diantisipasi oleh analis yang disurvei pada 11 dan 12 September, tulis Bloomberg.

Pada akhir pekan lalu harga emas sempat menyentuh US$926 per ounce dan dalam tiga hari sudah naik 16% dipicu pelemahan dolar AS terhadap euro yang mencapai level terlemahnya dalam dua bulan.

Sedangkan harga emas untuk kontrak pengiriman Desember melejit US$46,50 atau 5,5% menjadi US$897 per ounce di divisi Comex bursa New York Mercantile Exchange pagi ini menurut data Bloomberg. Bahkan sebelumnya sempat menyentuh US$926 per ounce.
Kenaikan harga emas juga dipicu pelemahan dolar AS terhadap euro hingga level terendahnya dalam empat bulan setelah bank sentral mengatakan akan bertindak untuk mengurangi gejolak pasar finansial, sehingga menurunkan permintaan mata uang AS. Dolar AS terdepresiasi 1,3% menjadi US$1,4509. (ln)






Mengapa Harga Emas Bisa Turun ?
Oleh : Muhaimin Iqbal


Allah menciptakan segala sesuatu sesuai ukurannya dan emasdiciptakanNya secara terbatas. Di seluruh Dunia saat inihanya ada sekitar 150,000 ton emas di permukaan bumi. Yangdigali dari pertut bumi setiap tahun hanya menambah emasdi permukaan bumi sekitar 1.5% per tahun – sesuai denganlaju pertumbuhan penduduk dunia.
Dengan keterbatasan emas tersebut, mengikuti hukum pasarsupply & demand sudah seharusnya harga emas naik terusapabila diukur dengan uang kertas. Kenyataannya dalamjangka panjang memang demikian. Namun dalam jangka pendek,sebulan dua bulan, setahun dua tahun bisa saja harga emasturun.
Seluruh pemerintahan di dunia menggunakan ukuran uangkertas sebagai dasar penilaian kinerjanya. Kalau hargaemas dibiarkan terus naik dan orang mulai mnggunakan emassebagai rujukan nilai, maka nilai seluruh mata uang duniaakan kelihatan terus merosot dengan sangat serius. Inilahyang tidak dikehendaki oleh para penguasa dunia.
Lantas apa yang mereka lakukan ? dari waktu ke waktupemerintahan di dunia menggunakan cadangan emasnya untukmempengaruhi harga emas di pasar bebas. Namun karena emasini benda riil yang harus diperoleh dari upaya riil, bedadengan uang kertas yang bisa mereka cetak kapan saja–berapa saja; maka kemampuan mereka mempengaruhi hargapasar ini makin lama makin melemah seiring denganmenurunnya cadangan emas mereka.
Coba perhatikan grafik disamping yang datanya saya olahdari data Gold Anti Trust Action Committee (GATA);cadangan emas yang dimiliki oleh seluruh Bank Sentral DiDunia kalau dijumlahkan mengalami penurunan yang sangatsignificant dalam seperempat abad terakhir. Bukankahseharusnya naik karena penduduknya naik dan jumlah emas dipermukaan bumi juga naik seiring pertambahan penduduk ? .Inilah jawababnnya; para Bank Sentral dunia tidak mampumenambah cadangan emasnya, dan bahkan mereka harusmenggunakan cadangan yang ada untuk mempengaruhi hargaemas di pasar bebas sehingga seolah-olah mata uang kertasmereka masih bernilai.
Ini bukan hanya sinyalemen saya, ada yang sudah sangatterbuka mengungkap hal ini yaitu GATA.
Minggu lalu muncul sebuah iklan besar di Wall StreetJournal dengan judul “Anybody Seen Our Gold ?”. Iklan inidi sponsori oleh Gold Anti Trust Action Committee (GATA).Isi dari iklan panjang ini intinya ingin mengungkapberbagai kecurangan pemerintahan di seluruh dunia dalammempermainkan harga emas. Berikut adalah terjemahan bebasdari beberapa point penting yang dimuat di iklan tersebut.
“Cadangan emas di Amerika Serikat sudah tidak lagi diaudit secara penuh dan independent selama lebih darisetengah abad terakhir. Sekarang terdapat bukti bahwacadangan emas tersebut, juga yang dimiliki olehnegara-negara barat, telah digunakan secarasembunyi-sembunyi untuk memanipulasi mata uanginternasional, pasar komoditi, pasar saham dan pasar suratberharga.
Federal Reserve Chairman waktu itu – Alan Greenspan,mengaku di depan kongres Amerika Serikat 24/7/1998 bahwaBank Central akan ‘meminjamkan’ emasnya untuk menambahjumlah emas apabila harga emas naik.
Dengan upaya menekan harga emas yang bagaimanapun, hargaemas telah mencapai US$ 900/ounce; Apabila harga emasdibiarkan bebas mengikuti mekanisme pasar – maka hargaemas bisa mencapai US$ 3000 – US$ 5,000 /ounce.
Tujuan dari manipulasi harga emas adalah untukmenyembunyikan kegagalan Dollar Amerika dan untukmempertahankan kedudukan Dollar Amerika sebagai cadangandevisa bagi hampir seluruh negara.
Permainan harga emas oleh pemerintah akan membawa bencanabagi dunia, oleh karenanya harus dihentikan.”
Jadi berhati-hatilah kita semua, ada kekuatan yang sangatbesar sedang bertarung di pasar dunia. Tetapi Allah MahaBesar, Cukuplah Allah Sebagai Pelindung dan DialahSebaik-baik Pelindung

Nabung Emas Oke Juga
(sumber : http://www.morinagaplatinum.com/learn/article-and-tips/happy-family/money-issues/saving-and-insurance/nabung-emas-oke-juga.aspx#title

Emas adalah jenis tabungan yang telah disimpan orang selama ribuan tahun.

Anda pasti pernah melihat koleksi perhiasan emas yang disimpan orangtua. Generasi sebelum Anda, mulai kakek-nenek hingga orangtua memang terbiasa menyimpan emas. Mereka menyimpan emas bukan sekadar bertujuan untuk koleksi dan dipakai ketika ada acara. Penyimpanan emas digunakan juga sebagai tabungan yang bisa dicairkan kapan saja ketika dibutuhkan.

Menyimpan emas sebagai tabungan memang sudah menjadi tradisi yang sudah berlangsung selama ribuan tahun. Hal ini dilakukan berabad-abad bukan tanpa alasan. Emas tak ubahnya seperti wine, semakin lama disimpan harganya akan semakin tinggi. Perlahan tapi pasti harga emas memang selalu naik. Jarang sekali emas mengalami penurunan harga.

Emas adalah pilihan investasi menarik bagi siapapun. Keuntungan investasi emas adalah daya tahannya yang kuat terhadap inflasi. Emas tak pernah rontok harganya karena inflasi, justru sebaliknya. Ketika inflasi naik harga emas ikut naik. Semakin tinggi inflasi, semakin tinggi pula kenaikan harga emas yang Anda miliki.

Hal itulah yang melatarbelakangi orang untuk membeli emas ketika terjadi inflasi. Pembelian emas dalam skala besar terjadi ketika krisis ekonomi menerpa Indonesia pada 1998. Hal itu sudah dilakukan pula oleh generasi sebelum Anda, bahkan di negara-negara lain. Ketika Jepang melakukan invasi ke China, pembelian emas juga melonjak tinggi dan pilihan tersebut terbukti benar, karena ketika keadaan normal emas simpanan bisa segera dijual dengan harga tinggi.

Tapi sebelum berinvestasi emas, Anda sebaiknya menimbang dulu jenis emas apa yang akan Anda pilih. Jangan sampai salah pilih, karena bisa jadi investasi yang dipilih kurang tepat dan tidak memberikan keuntungan maksimal. Berinvestasi emas tak ubahnya investasi lain seperti saham dan reksadana. Pemilihan ‘portofolio’ yang tepat akan menentukan keuntungan yang akan didapat.

Aturan pertama adalah memilih karat yang tinggi. Di pasaran, diperdagangkan emas mulai dari 18 sampai 24 karat. Semakin tinggi karatnya, berarti semakin murni kandungannya dan hal tersebut semakin baik juga sebagai investasi. Sebab, emas dengan karat semakin tinggi, nilainya lebih stabil dan lebih mudah dijual jika suatu saat membutuhkan uang.



Selain kadar emasnya, pemilihan bentuk emas pun sangat penting. Setidaknya ada tiga pilihan bentuk emas yaitu batangan, koin, dan perhiasan. Untuk investasi, pilihan terbaiknya adalah emas batangan dan koin. Kedua bentuk ini dari waktu ke waktu tidak mengalami perubahan bentuk. Sehingga tidak terjadi penurunan harga.

Sementara emas dalam bentuk perhiasan bisa mengalami penurunan harga. Hal ini disebabkan ada ongkos produksi dan modelnya bisa jadi sudah tidak up to date. Misalnya Anda sekarang membeli cincin model terbaru. Sepuluh tahun kemudian, model tersebut bisa jadi sudah ketinggalan jaman dan tidak banyak yang minat. Karena itulah mengapa investasi emas batangan dan koin lebih menguntungkan.
Agar investasi emas yang Anda pilih lebih aman, sebaiknya Anda tidak menyimpan di rumah. Faktor keamanan merupakan titik lemah investasi emas, karena dianggap mudah dicuri dibanding tabungan di bank. Tapi hal tersebut sudah ada solusinya. Menyimpan emas sekarang bisa sama amannya dengan tabungan dan deposito. Anda bisa menyimpan di bank dengan save deposit box. Jadi Anda pun tak perlu lagi khawatir barang berharga Anda akan kecolongan

Investasi Emas Selalu Menguntungkan
Senin, 29 September 2008 - 10:53 wib






KONDISI pasar keuangan yang masih tidak menentu membuat masyarakat harus pintar mengelola dana yang dimiliki. Hampir setahun terakhir, risiko investasi di sektor keuangan meningkat tajam.

Ambruknya pasar modal membuat kalangan investor kini kembali memburu komoditas. Selain minyak mentah (crude oil), komoditas yang sedang diburu investor adalah emas. Di negara yang masyarakatnya sudah maju, kondisi ini justru membuat bergairah semua jenis investasi emas, termasuk transaksi derivatifnya.

Berbeda dengan produk investasi modern seperti reksa dana, saham, dan obligasi yang baru dikenal belakangan ini, emas menjadi barang investasi dari masa ke masa. Emas bisa dijadikan bagian dari portofolio investasi para pemodal, sebagian alternatif diversifikasi investasi.

Salah satu keunggulan emas, harganya selalu bergerak mengikuti laju inflasi. Meski puluhan tahun tersimpan, emas tetap sama nilainya. Berbeda dengan menyimpan dana dalam bentuk uang tunai, nilai uang akan berkurang termakan inflasi bila disimpan dalam kurun waktu yang lama.

"Pasar masih menunggu momentum, apabila USD melemah harga emas akan meningkat. Spekulasi terhadap komoditas minyak mulai turun, dan kini investor memburu emas," ujar Country Manager World Gold Council (WGC) Indonesia Leo Hadi Loe.

Meskipun harga emas kerap berfluktuasi, dari waktu ke waktu cenderung terus mengalami peningkatan. Contohnya sepekan terakhir, harga emas sempat anjlok ke level Rp230.000 per gram, tapi dalam sepekan berhasil rebound ke posisi Rp266.000 per gram.

Dibandingkan investasi komoditas lain, emas mempunyai banyak keunggulan. Di antaranya, emas merupakan jenis investasi yang nilainya sangat stabil, likuid, dan aman secara riil, serta dapat dikelola sendiri. Dengan demikian, emas sangat layak menjadi salah satu bagian dari portofolio investasi.

Menurut Leo, investasi di komoditas ini sangat menguntungkan. Apalagi di tengah kondisi perekonomian dunia yang lesu. "Ada support level yang membuat harga emas tidak akan turun," sebutnya.

Begitu mudahnya berinvestasi emas membuat siapa pun bisa menjadi investor emas. Investasi bisa dilakukan oleh ibu rumah tangga, profesional, pelaku usaha, pelaku bursa ataupun perusahaan-perusahaan sebagai alternatif investasi.

Sementara Direktur Utama PT Kurnia Jaya Danial Franky mengungkapkan, membuka usaha emas cukup menguntungkan. Selain mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual dan biaya pembuatan perhiasan, kalangan pengusaha juga mendapatkan keuntungan dari lonjakan harga emas. "Selain itu cukup likuid. Stok yang ada bisa diuangkan apabila kekurangan dana," urainya.

Namun, yang perlu diingat bagi pemula yang hendak membuka usaha emas harus waspada terhadap peredaran emas palsu. "Banyak penipuan dari pemasok dengan modus melapisi tembaga dengan emas. Jadi seolah-olah emas murni padahal bukan," sebutnya.

Dia memaparkan, emas lapisan kabel tembaga tersebut biasanya dipasok oleh perajin emas rumah tangga. "Jelas ini merugikan pengusaha maupun konsumen," cetusnya.

Menurut dia, berinvestasi di emas batangan jauh lebih menguntungkan daripada emas perhiasan. Karena setiap membeli emas batangan tidak mendapatkan tambahan biaya apa pun. Begitu pula ketika hendak menjualnya kembali.

"Lain lagi jika berinvestasi di perhiasan akan dikenakan biaya pembuatan perhiasan yang besarnya Rp35.000- Rp50.000 per gram. Sedangkan saat kita menjualnya, biaya itu tidak dihitung alias hilang," ungkapnya.

Dia mengatakan, keuntungan lain dari berinvestasi emas batangan, investor mudah menjualnya segera kapan pun. Bahkan, investasi emas bisa digunakan sebagai jaminan di pegadaian sehingga investor tidak harus menjual emas yang dimiliki.

Dia menjelaskan, salah satu keunggulan investasi komoditas emas adalah investor tidak perlu khawatir terkena dampak inflasi. Ketika nilai tukar terus menurun, nilai emas akan tetap. Karena itu tidak salah kalau harga emas terus melonjak naik.

"Emas akan tetap memiliki nilai tinggi dan tetap akan dibeli," sebut Franky. Di Indonesia, Surabaya terkenal sebagai pusat industri dan perdagangan emas terbesar. Hampir 70 persen pasar perdagangan emas maupun pabrik-pabrik penghasil emas di Indonesia berada di Surabaya.

Pabrik emas Surabaya sudah dikategorikan world class. Hal inilah yang membuat banyak investor asing tertarik membuka pabrik emas. Sebagai pusat perhiasan emas, Surabaya sudah banyak memiliki sumber daya manusia (SDM) yang ahli di bidangnya dan kaya bahan bakunya. Selain itu, investor juga lebih mudah mencari peralatan untuk mengolah emas, sekaligus pemeliharaan dan servisnya. (sindo//nsa)

Tidak ada komentar: