Kamis, 17 Januari 2008

Kronologis Permasalahan Pondasi Tiang Pancang

Kronologis Permasalahan Pondasi Tiang Pancang
Proyek Sentul City Convention Center (GSG Sentul)

Pada saat dilakukan pekerjaan galian area STP & GWT minggu ke 2 September 2006 sampai dengan minggu ke 2 Oktober 2006 ditemukan beberapa kondisi sambungan tiang yang “diragukan”.
Plat baja sambunganTiang
Baji dilas cantum ke plat sehingga mudah lepas
Perkuatan dengan besi dilas dilakukan TATA
untuk mencegah tiang jatuh saat penggalian
Baji tidak dipasang
Photo 1. Sambungan Tiang Pancang di Proyek GSG Sentul ( Photo dok 3 Oktober 2006)
16 Sept 2006
18 Sept 2006
21 Sept 2006
Photo 2 & 3. Tiang Pancang A26 Patah di Proyek GSG Sentul ( Photo dok 16, 18 & 21 September 2006)

Photo 4. Sambungan Tiang Pancang Baji hanya dilas cantum sehingga mudah lepas (Photo Dok 4 Okt 06 )
Serta banyak kami temui baji hanya di las cantum ke pelat ( pinggir baji tidak dilas full sesuai standard JHS- photo terlampir). Sambungan standard JHS seperti yang dijelaskan oleh Bp. Siswo Wicaksono (JHS) pada meeting 1 Desember 2006 adalah bahwa area pinggir baji harus dilas full.
Selain masalah kualitas sambungan tiang pancang, dilapangan Kami juga mengidentifikasi banyak tiang yang mengalami pergeseran dari rencana (Tabel pergeseran terlampir), masalah ini Kami tanyakan melalui surat no. 0011/ TATA-GSGS/ IX/ 2006 tanggal 29 September 2006.
Permasalahan pondasi tiang pancang ini Kami tanyakan kepada pihak owner & konsultan melalui RFI maupun pada saat meeting ( Terlampir RFI No. 010/ TATA-GSGS/ RFI/ IX/ 2006, MOM 25 September 2006, MOM 5 Oktober 2006, MOM 19 Oktober 2006, MOM 31 Oktober 2006 – 1 November 2006).
Surat TATA No. 0014/ TATA-GSGS/ X/ 2006 tanggal 3 Oktober 2006 mempertanyakan kondisi tiang pancang GSG mengacu ke permasalahan kualitas tiang pancang area STP seperti patahnya tiang pancang & lemahnya kondisi sambungan tiang pancang . Menyarankan perlu diadakannya suatu tes untuk meyakinkan kondisi sambungan tiang pancang agar tidak menjadi masalah di kemudian hari.
Pada tanggal 14 November 2006 telah dikirim surat no. 3424/ TATA-DSN/ XI/ 2006 dengan lampiran review Bp. Prof. Paulus P. Rahardjo, Ph.D ( Konsultan Ahli Geoteknik Utama ) untuk menjadi bahan masukan bagi owner & konsultan agar tidak terjadi permasalahan yang diakibatkan kondisi pondasi dikemudian hari. Ditegaskan pula dalam surat tersebut bahwa tindakan lebih lanjut diserahkan kepada pihak owner & TATA siap bekerjasama dalam penyelesaian masalah tersebut.
Pada meeting koordinasi 16 November 2006 di proyek sentul diputuskan bahwa permasalahan tiang pancang GSG akan didiskusikan lebih lanjut oleh PM GBI dengan Bp. Paulus P. Rahardjo. Untuk kepentingan evaluasi, data-data yang dibutuhkan diminta PM GBI untuk dikirim kepada Bp. Paulus P. Rahardjo. Menindaklanjuti hasil meeting tersebut PT. Prosys Engineers Internasional telah mengeluarkan surat pemberhentian sementara kegiatan pekerjaan pile cap, beam, pelat gd. Serbaguna Bukit Sentul sambil menunggu keputusan lebih lanjut ( Surat PEI No. 030/ PEI-PRY/ SENTUL/XI/06 tertanggal 17 November 2006).
Dari hasil diskusi diputuskan untuk dilakukan Pile Integrity Testing terhadap 11 titik tiang pancang. Dari hasil PIT tes oleh TARUMANEGARA bumiyasa diketahui 6 tiang dikelompokkan normal sedangkan 5 titik tiang dikategorikan tidak normal karena hanya segmen tiang bagian atas saja yang terdeteksi.
Dari hasil PIT ini ditambah data-data yang lain yang sudah dikirimkan, Bp. Prof. Paulus P. Rahardjo Ph.D. melakukan evaluasi. Pada tanggal 8 Desember 2006 telah dikirimkan perkiraan volume pekerjaan perbaikan pondasi GSG dari BP. Paulus P. rahardjo kepada PM GBI, Bp. Gunawan Wongso ( Surat GEC No. 01/ 06086/ 06-12/ 002/FX). Surat tersebut memuat asumsi perbaikan memerlukan 292 buah tiang 40x40cm panjang 18 m, pelebaran pile cap & perbaikan sirtu 6110 m3. Dinformasikan pula berdasarkan perhitungan defleksi serta gaya-gaya akibat lateral diketahui bahwa momen & geser masih signifikan sampai kedalaman 7m sehingga apabila ada sambungan yang kurang baik diatas kedalaman tersebut akan sangat berbahaya, serta informasi bahwa daya dukung lateral dapat ditingkatkan dengan perbaikan sirtu.
Pada meeting koordinasi tanggal 14 Desember 2006 diinstruksikan oleh PM GBI agar dilaksanakan test lateral untuk titik tiang no. 11,437, 516, 62, 486 & 214 dengan beban 2x5 ton untuk tiang 40x40 serta 2x4 ton untuk tiang 35x35 arah X & Y secara bergantian. Lateral test dilaksanakan oleh PT. Palumas Sejati dengan hasil berdasarkan interpretasi & kesimpulan dari PT. Palumas 5 titik dikategorikan tidak mampu menahan beban yang direncanakan sedangkan 1 titik yaitu tiang 214 P ultimate Arah X=9.4ton & P ultimate Arah Y =10.3ton.
Hasil lateral tes ini telah diinterpretasi oleh Bp. Prof. Paulus P. Rahardjo Ph.D. melalui surat no. 02/ 06086/ 07-01/ 005/ FX tertanggal 3 Januari 2007 & surat no. 03/ 06086/ 07-01/ 005/ FX tertanggal 11 Januari 2007, dengan hasil:
Tiang 437 arah Y terindikasi patah karena defleksi residual selalu besar yang memperkuat hasil PIT dimana hanya segmen tiang atas saja yang terdeteksi.
Tiang 516 daya dukungnya jauh lebih kecil dari yang disyaratkan, kurva load-displacement arah X juga menunjukan kondisi tiang patah, defleksi residual selalu besar.
Tiang 214 & 11 daya dukungnya masih dapat diterima, namun kemiringan tiang 214 adalah 7cm/200cm, dimana tiang dengan kemiringan seperti ini biasanya sudah tidak dapat menahan beban aksial.
Tiang 62 & 486 menunjukan daya dukung lateralnya tidak memenuhi.
Surat tersebut juga mempertanyakan beban-beban yang meragukan serta pile driving record yang tidak jelas.
Pada meeting koordinasi 11 Januari 2007 diminta kepada TATA untuk menggali tiang pancang 516 untuk melihat kondisi sambungannya & agar diinformasikan kepada Bp. Paulus mengenai kondisi sambungannya.
SISI UTARA SISI TIMUR
SISI SELATAN SISI BARAT
PHOTO DOK SAMBUNGAN TIANG 516 (15 JANUARI 2007)


SISI UTARA SISI TIMUR BETON PECAH SISI TIMUR
PHOTO DOK SAMBUNGAN TIANG 516 SETELAH DIBERSIHKAN (18 JANUARI 2007)

SISI SELATAN SISI BARAT
PHOTO DOK SAMBUNGAN TIANG 516 SETELAH DIBERSIHKAN (18 JANUARI 2007)
BETON RETAK SISI SELATAN BETON RETAK & PECAH SISI UTARA
PHOTO DOK BETON TIANG 516 PECAH & RETAK SETELAH DIBERSIHKAN (18 JANUARI 2007)

PHOTO DOK BETON TIANG 516 PECAH SETELAH DIBERSIHKAN (25 JANUARI 2007)

Berdasarkan evaluasi hasil PIT, lateral tes, data-data pondasi tiang pancang & photo kondisi sambungan tiang 516 yang sudah digali, Bp. Prof. Paulus P. Rahardjo Ph.D. mengeluarkan metode perbaikan pondasi GSG Sentul dengan penambahan friction pile 18 m sebanyak 301 buah, luas pile cap termasuk desain lama 765m2 serta penambahan sirtu dibawah pile cap 765m3 (Detail perbaikan terlampir bersama surat GEC No. 04/ 06086/ 07-01/ 005/ FX. Usulan perbaikan ini dijelaskan oleh Bp. Prof. Paulus P. Rahardjo Ph.D. pada meeting tanggal 17 Januari 2007. Solusi perbaikan didasarkan pada :
· Keraguan sambungan tiang berdasarkan fakta bahwa penyambungan tiang dilakukan secara sangat ceroboh. Dokumentasi beberapa tiang di area STP & GWT serta sambungan tiang 516 yang diperkuat dengan 5 dari 11 tiang dikategorikan tidak normal pada pengujian PIT menjadi dasar pertimbangan. Tidak adanya data quality control tentang kualitas penyambungan tiang mengakibatkan keraguan bahwa tidak ada jaminan kondisi tiang-tiang GSG lainnya dalam keadaan baik.
· Dari hasil tes lateral diketahui bahwa sebagian besar daya dukung lateral tiang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
· Dijelaskan pula bahwa kondisi tanah bagian atas adalah lunak, berdasarkan data penyelidikan tanah oleh PT. Testana Indoteknika diketahui bahwa pada kedalaman 4.5 – 10m merupakan lempung kelanauan NSPT = 2 – 5 ( Soft to medium consistency) .
· Dari hasil penyelidikan tanah yang diperkuat data pile driving record juga diketahui bahwa pada kedalaman yang bervariasi antara 14.5 m - 20m banyak ditemui lensa yang bersipat tidak menerus yang diperkirakan berupa clayshale. Sehingga pada saat segmen tiang baru disambung & masih berada pada daerah tanah lunak, tiang harus menerima tumbukan yang banyak untuk menembus lapisan lensa tersebut. Dengan ditambah pengaruh kelenturan tiang panjang 18 m yang tanpa penahan, maka apabila system sambungannya kurang benar, dikhawatirkan sambungan tiang akan lepas karena beban tumbukan & rebound serta beban lentur tiang. Hal ini juga dibenarkan oleh PT. Palumas selaku pelaksana pemancangan.

Dari data driving log diketahui sesaat setelah penyambungan, cukup banyak tiang yang harus menerima tumbukan cukup banyak untuk menembus lapisan lensa tidak menerus.
Kelenturan tiang panjang 18 m pada saat dipancang juga akan cukup mempengaruhi sambungan tiang.
Gambar 1. Posisi pemancangan pada saat penyambungan tiang

Untuk mereduce biaya perbaikan, dijelaskan pula bahwa safety factor yang diambil hanya 1,5 serta penambahan sirtu tidak selebar semula, akan tetapi cukup dibawah pile cap.
Pada meeting koordinasi 8 Februari 2007 PM GBI menginformasikan bahwa keputusan perkuatan GSG adalah :
· Dibawah pile cap untuk tiang pancang ukuran 35x35 cm (type P1) dilakukan perkuatan dengan sirtu ukuran 1mx1m dengan dalam 1m.
· Pondasi sekeliling perimeter tumpuan (tumpuan struktur baja) dilakukan perkuatan dengan sirtu dibawah pile cap, seukuran pile cap dengan kedalaman 1m.
· Untuk pondasi yang sudah terpasang dilanjutkan tanpa perkuatan.
Pada hari Senin 12 Februari 2007 PT. Prosys menginstruksikan untuk melakukan pembersihan karat besi yang sudah terpasang. Ditegaskan pula bahwa area GSG yang sudah terpasang pembesian tidak dilakukan perkuatan ( Surat No. 049/ PEI-PRY/ SENTUL/ II/ 07).
Pada tanggal 13 Februari 2007 PM GBI menginstruksikan PT. Prosys (Cc. PT. TATA) untuk mengambil langkah-langkah sesuai rekomendasi konsultan struktur. Terlampir surat konsultan struktur No. 007/ PSC/ SCC/ 01/ 2007 tertanggal 15 Februari 2007 tentang evaluasi pondasi GSG dimana disebutkan bahwa kohesi tanah dengan N-SPT 1-2 adalah 1 t/m2, sedangkan adhesi antara beton & tanah adalah 0.50-0.75 x kohesi, sehingga plat dasar dapat memberikan tahanan geser sebesar 0.6 t/ m2 x luas efektif bangunan. (Pertanyaan : Antara beton dengan tanah kohesif terdapat lapisan pasir urug & lantai kerja, apakah adhesi antara beton & tanah kohesif masih efektif ? Bagaimana kalau permukaan tanah dibawahnya turun ? ). Ditegaskan pula dalam surat tersebut apabila tanah dasar plat turun maka yang membantu tahanan lateral adalah tie beam 0.6 t/m2 x 10.000 m2 = 6000 ton dibagi jumlah tiang maka tiap tiang mendapat tambahan tahanan lateral = 10 ton, apabila diasumsikan minimal efektif 30% (asumsi terjelek) maka ada tambahan tahanan lateral 3 ton per tiang. ( Pertanyaan : luas 10.000 m2 adalah luas total pinggir tie beam arah X & Y, sedangkan yang menahan gaya dari 1 arah adalah hanya ¼ x 10.000 m2 = 2.500 m2, sehingga apabila luasan efektif yang menahan hanya diasumsikan 30% & tahanan geser 0.6 t/m2, maka tambahan tahanan lateral akibat tie beam adalah 0.3x 0.6t/ m2 x 2.500 m2 = 450 ton sehingga masing masing tiang mendapat tambahan lateral 0.8182 ton per tiang ). Dalam surat tersebut juga disebutkan bahwa tiang 40x40 cm dapat menahan beban 5 ton lateral per tiang (Pertanyaan : hasil tes lateral menunjukan bahwa pergerakan ¼ inchi untuk tiang 62 berkisar 2.5 – 4 ton, tiang 11 pada 4.3 – 6.5 ton serta tiang 214 (kemiringan 7cm/ 200cm) daya dukungnya 5.6 – 8.5 ton). Berdasarkan evaluasi tersebut pada surat tersebut ditegaskan bahwa bangunan GSG cukup kaku menahan lateral sehingga à Aman. Jadi yang sudah terpasang dapat dilanjutkan, sedangkan untuk yang belum tiang-tiang 35x35 cm diberikan perkuatan sirtu 1mx1mx1m dan tiang-tiang yang diluar (ring terluar).
Pada meeting koordinasi 15 Februari 2007, diputuskan perkuatan dilakukan hanya dibagian ring luar saja dengan perkuatan sirtu 1.7 m x 1.7 m kedalaman 1 m, dengan pertimbangan SCC ada jaminan dari palumas ke owner bahwa kondisi sambungan tiang selain tiang 516 adalah baik & final set sudah sesuai. Kondisi tiang 516 juga tidak patah walaupun sambungannya tidak sesuai standard, juga bentang bangunan lebar dimana di beberapa Negara untuk bangunan yang bentang lebar & tidak terlalu tinggi, beban lateral tidak pernah diperhitungkan. ( Comment : hasil lateral tes dimana 4 dari 6 titik tiang yang dites daya dukungnya tidak memenuhi yang direncanakan tidak dijadikan bahan pertimbangan. Begitupula photo dokumentasi sambungan di area STP & GWT yang bermasalah serta fakta sambungan tiang 516 yang dilakukan secara ceroboh juga tidak menjadi dasar pertimbangan ).

Tidak ada komentar: