Minggu, 06 Januari 2008

Intelijen Asing Incar Pelajar Indonesia

MAGELANG (SINDO) – Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan, ada sinyalemen intelijen asing sengaja mengincar pelajar Indonesia untuk dijadikan kader.
Menurut KSAD, saat ini intelijen asing lebih memilih pelajar Indonesia untuk dididik dan dilatih sebagai agen mereka.” Saat ini,banyak agen asing yang mengincar kalian dengan iming-iming pekerjaan, gaji tinggi, untuk mau dididik dan dilatih sebagai agen,” tegas Djoko dalam pengarahannya kepada siswa SMA Taruna Nusantara di Magelang,kemarin. KSAD mengingatkan, sebagai siswa dan pelajar Indonesia sudah selayaknya jika menerapkan seluruh hasil pendidikan yang diterima untuk kepentingan dan kemajuan bangsa serta negara di masa depan,terutama dalam menghadapi era globalisasi yang semakin kompleks.
” Jangan apa yang telah di dapat selama pendidikan, malah dibawa ke luar negeri, cari pasangan hidup di luar negeri. Kalian siswa Taruna Nusantara, yang artinya siswa Indonesia, sudah seharusnya menerapkan apa yang didapat untuk kepentingan bangsa Indonesia,bukan untuk negara asing, seperti di Singapura,”tegas Djoko. Terkait itu, lanjut dia, perlu ada upaya membangun kembali militansi sebagai bangsa Indonesia agar bisa bertahan di era globalisasi yang penuh tantangan.
Militansi sebagai bangsa Indonesia, jelas dia, harus dihidupkan dan disesuaikan dengan jati diri bangsa.KSAD mengatakan, komponen bangsa Indonesia memiliki potensi sebagai bangsa yang besar dan mampu bersaing dengan negara lain.”Namun,untuk dapat menjadi besar dan mampu bersaing, perlu ada militansi dan nasionalisme yang kuat sebagai akar dari persatuan dan kesatuan bangsa,”ujarnya. Menanggapi sinyalemen KSAD itu,Wakil Ketua Komisi I DPR Sidarta Danusoebroto mengatakan, sinyalemen tersebut perlu dibuktikan terlebih dulu.
Sebab, jangan sampai hal ini membuat khawatir pelajar dan mahasiswa Indonesia di luar negeri.Namun demikian,dia juga menyatakan,sinyalemen tersebut tetap perlu diwaspadai sebagai bentuk peringatan bagi Indonesia.”Perlu bukti dan fakta yang memadai karena kita tentu tidak ingin ini menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Bahwa ini perlu diwaspadai, ya harus itu,” tegasnya kepada SINDO, tadi malam. Tetapi, lanjut Sidarta, dia tidak ingin persoalan tersebut digunakan sebagai tolak ukur umum bahwa itu terjadi di setiap negara. Lagi pula, ujar dia, pelajar dan mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri sudah memiliki penilaian dan pandangan sendiri terhadap apa yang dilakukan. ”Mereka sudah dewasa. Jangan sampai ini jadi menciutkan mereka untuk belajar di luar,” jelasnya. (amril amarullah/CR04)

Tidak ada komentar: